Tim peneliti yang tergabung dalam Perhimpunan Ahli Teknik Indonesia (PATI) Wilayah Propinsi Banten berhasil menciptakan mesin perahu berbahan bakar air yang bisa mengurangi ongkos melaut para nelayan."Mesin tersebut dapat mengurangi pemakaian bensin para nelayan hingga mencapai delapan puluh persen," kata Ketua Umum PATI Wilayah Provinsi Banten, Lili Romli, di kantornya di Graha Telkom Serpong, Rabu (28/3/2012).
Ia mengatakan, mesin tersebut dinamai Eco Power Buster (EPB) yang dibuat oleh peneliti muda, Ajat Sudrajat dari Universitas Nasional.Bila biasanya para nelayan mengeluarkan uang sebesar Rp 600 ribu per hari untuk kebutuhan membeli bahan bakar minyak, maka dengan mesin EPB pengeluaran bisa ditekan.
Proses menghidupkan mesin tetap memerlukan bahan bakar minyak. Namun dalam proses bekerjanya, mesin berkapasitas bahan bakar 2 liter itu bisa dihidupkan hanya dengan air.
Mesin itu, menurut Lili, berharga sekitar Rp 1,8 juta. PATI sudah berkoordinasi dengan Bappeda Propinsi Banten untuk mengembangkan mesin tersebut.
Kemampuan mesin hemat energi ini sudah melewati pengujian oleh BP Migas Kementerian ESDM dan uji laboratorium IPB."Kita masih menunggu respon dari Bappeda Provinsi Banten terkait pengadaan mesin tersebut untuk para nelayan," katanya.
Lili juga menambahkan bahwa pihaknya siap untuk mengadakan 100 mesin tahap pertama bila pemerintah ingin mendukungnya."Para nelayan di Jawa Timur sangat antusias dengan adanya mesin ini. Kami harapkan Pemprov Banten pun ikut mengembangkannya," katanya peneliti yang tergabung dalam Perhimpunan Ahli Teknik Indonesia (PATI) Wilayah Propinsi Banten berhasil menciptakan mesin perahu berbahan bakar air yang bisa mengurangi ongkos melaut para nelayan.
"Mesin tersebut dapat mengurangi pemakaian bensin para nelayan hingga mencapai delapan puluh persen," kata Ketua Umum PATI Wilayah Provinsi Banten, Lili Romli, di kantornya di Graha Telkom Serpong, Rabu (28/3/2012).Ia mengatakan, mesin tersebut dinamai Eco Power Buster (EPB) yang dibuat oleh peneliti muda, Ajat Sudrajat dari Universitas Nasional.
Bila biasanya para nelayan mengeluarkan uang sebesar Rp 600 ribu per hari untuk kebutuhan membeli bahan bakar minyak, maka dengan mesin EPB pengeluaran bisa ditekan.Proses menghidupkan mesin tetap memerlukan bahan bakar minyak. Namun dalam proses bekerjanya, mesin berkapasitas bahan bakar 2 liter itu bisa dihidupkan hanya dengan air.
Mesin itu, menurut Lili, berharga sekitar Rp 1,8 juta. PATI sudah berkoordinasi dengan Bappeda Propinsi Banten untuk mengembangkan mesin tersebut.Kemampuan mesin hemat energi ini sudah melewati pengujian oleh BP Migas Kementerian ESDM dan uji laboratorium IPB.
"Kita masih menunggu respon dari Bappeda Provinsi Banten terkait pengadaan mesin tersebut untuk para nelayan," katanya.Lili juga menambahkan bahwa pihaknya siap untuk mengadakan 100 mesin tahap pertama bila pemerintah ingin mendukungnya."Para nelayan di Jawa Timur sangat antusias dengan adanya mesin ini. Kami harapkan Pemprov Banten pun ikut mengembangkannya," katanya
Sumber: kompas.com
Ia mengatakan, mesin tersebut dinamai Eco Power Buster (EPB) yang dibuat oleh peneliti muda, Ajat Sudrajat dari Universitas Nasional.Bila biasanya para nelayan mengeluarkan uang sebesar Rp 600 ribu per hari untuk kebutuhan membeli bahan bakar minyak, maka dengan mesin EPB pengeluaran bisa ditekan.
Proses menghidupkan mesin tetap memerlukan bahan bakar minyak. Namun dalam proses bekerjanya, mesin berkapasitas bahan bakar 2 liter itu bisa dihidupkan hanya dengan air.
Mesin itu, menurut Lili, berharga sekitar Rp 1,8 juta. PATI sudah berkoordinasi dengan Bappeda Propinsi Banten untuk mengembangkan mesin tersebut.
Kemampuan mesin hemat energi ini sudah melewati pengujian oleh BP Migas Kementerian ESDM dan uji laboratorium IPB."Kita masih menunggu respon dari Bappeda Provinsi Banten terkait pengadaan mesin tersebut untuk para nelayan," katanya.
Lili juga menambahkan bahwa pihaknya siap untuk mengadakan 100 mesin tahap pertama bila pemerintah ingin mendukungnya."Para nelayan di Jawa Timur sangat antusias dengan adanya mesin ini. Kami harapkan Pemprov Banten pun ikut mengembangkannya," katanya peneliti yang tergabung dalam Perhimpunan Ahli Teknik Indonesia (PATI) Wilayah Propinsi Banten berhasil menciptakan mesin perahu berbahan bakar air yang bisa mengurangi ongkos melaut para nelayan.
"Mesin tersebut dapat mengurangi pemakaian bensin para nelayan hingga mencapai delapan puluh persen," kata Ketua Umum PATI Wilayah Provinsi Banten, Lili Romli, di kantornya di Graha Telkom Serpong, Rabu (28/3/2012).Ia mengatakan, mesin tersebut dinamai Eco Power Buster (EPB) yang dibuat oleh peneliti muda, Ajat Sudrajat dari Universitas Nasional.
Bila biasanya para nelayan mengeluarkan uang sebesar Rp 600 ribu per hari untuk kebutuhan membeli bahan bakar minyak, maka dengan mesin EPB pengeluaran bisa ditekan.Proses menghidupkan mesin tetap memerlukan bahan bakar minyak. Namun dalam proses bekerjanya, mesin berkapasitas bahan bakar 2 liter itu bisa dihidupkan hanya dengan air.
Mesin itu, menurut Lili, berharga sekitar Rp 1,8 juta. PATI sudah berkoordinasi dengan Bappeda Propinsi Banten untuk mengembangkan mesin tersebut.Kemampuan mesin hemat energi ini sudah melewati pengujian oleh BP Migas Kementerian ESDM dan uji laboratorium IPB.
"Kita masih menunggu respon dari Bappeda Provinsi Banten terkait pengadaan mesin tersebut untuk para nelayan," katanya.Lili juga menambahkan bahwa pihaknya siap untuk mengadakan 100 mesin tahap pertama bila pemerintah ingin mendukungnya."Para nelayan di Jawa Timur sangat antusias dengan adanya mesin ini. Kami harapkan Pemprov Banten pun ikut mengembangkannya," katanya
Sumber: kompas.com
Published with Blogger-droid v2.0.4
Tidak ada komentar:
Komentar baru tidak diizinkan.